Dana Asing Rp12,8 Triliun Masuk ke Bursa, IHSG Kembali Menguat Signifikan

Selasa, 04 November 2025 | 15:51:22 WIB
Dana Asing Rp12,8 Triliun Masuk ke Bursa, IHSG Kembali Menguat Signifikan

JAKARTA - Arus dana asing kembali deras mengalir ke pasar saham Indonesia sepanjang Oktober 2025, menandai kembalinya kepercayaan investor global terhadap fundamental ekonomi nasional. Fenomena ini menjadi sinyal positif bahwa pasar keuangan Tanah Air mulai kembali menjadi incaran di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Lonjakan Dana Asing dan Arah Pasar Saham

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan beli bersih atau net buy senilai Rp12,8 triliun selama Oktober 2025. Nilai tersebut merupakan arus masuk bulanan terbesar dalam lebih dari satu tahun terakhir.

Kecenderungan ini berlanjut pada awal November 2025, di mana pada Senin, 3 November 2025, tercatat tambahan net buy senilai Rp1,03 triliun. Sejak awal tahun, posisi jual bersih atau net sell asing di pasar saham berkurang menjadi Rp40,75 triliun.

Kepala Divisi Broker Utama Maybank Securities, Tareck Horchani, menjelaskan bahwa investor global mulai kembali melirik pasar negara berkembang secara selektif. Indonesia termasuk dalam pilihan utama karena pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dinilai akan stabil seiring kebijakan pemerintah menjaga konsumsi masyarakat.

“Investor asing berfokus pada saham-saham likuid dengan katalis struktural,” ungkap Horchani pada Selasa, 4 November 2025. Arah investasi tersebut mencerminkan keyakinan bahwa pasar Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang menarik di tengah dinamika ekonomi dunia.

Faktor Global yang Mendorong Arus Modal Masuk

Arus dana besar ke pasar negara berkembang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai kawasan lain. Sepanjang tahun 2025, nilai investasi asing di emerging markets mencapai lebih dari US$50 miliar.

Kondisi ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat. Kebijakan moneter yang lebih longgar memberi ruang bagi negara berkembang untuk melakukan pra-pendanaan anggaran dan menekan biaya pembiayaan.

Momentum tersebut menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak modal asing. Stabilitas ekonomi dan reformasi fiskal yang berkelanjutan membuat pasar saham Tanah Air semakin menarik bagi investor institusional global.

Potensi Penguatan IHSG hingga Akhir Tahun

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menilai bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berpeluang bergerak positif moderat hingga akhir 2025. Hal ini ditopang oleh arus masuk modal asing yang mencari valuasi menarik di pasar negara berkembang.

Menurut David, ada beberapa faktor domestik yang menjadi daya tarik utama bagi investor. Stabilitas makroekonomi, rendahnya inflasi, serta surplus neraca perdagangan menjadi penopang kuat bagi kinerja pasar saham Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga global turut memperkuat optimisme pasar. Namun, volatilitas tetap berpotensi muncul menjelang akhir tahun akibat penyesuaian komposisi indeks MSCI dan rotasi sektor oleh manajer investasi.

“Rebalancing indeks seperti LQ45 dan IDX30 akan mendorong aktivitas beli dari reksa dana indeks serta investor institusi. Hal ini dapat menciptakan momentum teknikal jangka pendek yang menguntungkan saham berkapitalisasi besar,” kata David.

Peluang Saham Blue Chips dan Sektor Potensial

Saham-saham blue chips, terutama dari sektor perbankan dan konsumer defensif, dinilai masih memiliki ruang penguatan. Valuasi big caps saat ini berada di bawah rata-rata historis, memberikan potensi kenaikan apabila sentimen global membaik.

Selain itu, sektor energi dan properti juga berpotensi mendapatkan dorongan dari kebijakan fiskal baru dan stimulus pemerintah yang akan diterapkan pada 2026. Diversifikasi bisnis di sektor-sektor tersebut dapat menjadi penopang fundamental pasar dalam jangka panjang.

David menilai bahwa tekanan jangka pendek mungkin muncul dari kebijakan penyesuaian free float MSCI. Namun, ia menegaskan bahwa dampak tersebut bersifat sementara dan tidak akan mengubah arah positif pasar secara keseluruhan.

“Selama fundamental makroekonomi tetap terjaga dan pemerintah menjaga konsistensi kebijakan fiskal, arus dana asing berpotensi terus berlanjut hingga kuartal pertama 2026,” ujarnya.

Sinyal Kepercayaan Global terhadap Indonesia

Kembalinya dana asing dalam jumlah besar memperlihatkan kepercayaan global terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Faktor-faktor seperti pengendalian inflasi, stabilitas politik, serta keberlanjutan investasi infrastruktur menjadi katalis kepercayaan investor asing.

Pasar modal Indonesia kini menjadi salah satu yang paling diminati di kawasan Asia Tenggara. Likuiditas yang terjaga dan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadikan bursa saham domestik semakin kompetitif di mata dunia.

Jika tren positif ini berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG dapat mencetak rekor baru hingga akhir tahun. Arus modal asing yang kuat akan menjadi motor penggerak bagi emiten besar dan sektor unggulan nasional.

Dengan demikian, gelombang masuk dana asing pada Oktober 2025 tidak hanya mencerminkan sentimen jangka pendek. Lebih dari itu, fenomena ini menunjukkan kepercayaan jangka panjang terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang kokoh di tengah ketidakpastian global.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:35 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB